Ada baiknya kita menilik pusat fasilitas R&D grup Samsung yang didirikan pada tahun 1987, yakni Samsung Advanced Institute of Technology (SAIT). Kalau di Indonesia diibaratkan Amdi-nya Astra.
SAIT merupakan sebuah organisasi yang mempekerjakan lebih dari 1,000 peneliti dan ilmuan – seringkali diakui sebagai faktor penting dibalik kesuksesan perusahaan di bidang penemuan teknologi dan keberhasilan bidang keuangan.
SAIT dibentuk dengan membangun teknologi terakhir untuk masa depan. Frontier Research Lab yang baru didirikan direncanakan untuk memperkuat riset dasar di dalam teknologi fundamental.
Sebagai tambahan, untuk mengerjakan project inovatif R&D, SAIT juga melayani kelompok Chief Technology Office di dalam menetapkan strategi teknologi jangka menegah dan jangka panjang dan menyediakan platform pusat untuk teknologi yang beragam. Di dalam perannya, SAIT bekerja erat dengan semua afiliasi Samsung, memimpin dan mendukung kegiatan R&D di dalam grup secara keseluruhan. Meskipun tidak selalu dipublikasikan di luar grup Samsung, SAIT secara internal diakui secara luas memiliki kontribusi kritikal kepada grup dan sukses Samsung electronic baru-baru ini.
Fusion and Synergy
Perubahan terkini di dalam lingkungan teknologi telah menguatkan tantangan SAIT. Batasan tradisional diantara Traditional boundaries diantara domain teknologi secara cepat menghilang dan menciptakan masa integrasi dan konvergen teknologi. Untuk menghadapi tantangan baru, SAIT telah mengidentifikasikan digital, optotechnology, nanotechnology, biotechnology dan energi sebagai 5 area penting R&D.
Di tahun 1999, SAIT mengumumkan “Fusion and Synergy” sebagai strategi baru. Strategi baru ini secara alami memerlukan kolaborasi interdisipliner dan koordinasi diantara disiplin yang beragam. Perbedaan disiplin – grup teknologi internal SAIT, demikian juga dengan perusahaan afiliasi Samsung di lapangan menggunakan terminologi yang berbeda, diikuti dengan proses berbeda, dan diekspektasi memiliki hasil berbeda, mereka memiliki ide berbeda sebagaimana makna pengetahuan itu.
Sehingga sangat jelas bahwa strategi baru tersebut membuat SAIT mengelola pengetahuan dengan cara yang lebih baik. Pada saat ini perbedaan secara luas telah diterima, jika sesuai dan mencerminkan kreatifitas. Hal inilah yang ingin dicapai oleh SAIT secara pasti pada tahun-tahun ke depan.
Strategi Pengetahuan Samsung Institute of Advanced Technology
Inisiatif Knowledge manajemen SAIT menitik beratkan pada dua tujuan:
· Menstimulir kolaborasi dan berbagi pengetahuan diantara disiplin ilmu yang berbeda di dalam dan di seluruh batasan SAIT dan
· Memaksimalkan efektifitas dan efisiensi R & D, yakni dengan memberkan nilai terbaik bagi perusahaan afiliasi Samsung.
Di dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut SAIT mengadopsi pendekatan terhadap KM, menyadari bahwa proyek penelitian dan pengembangan terdiri dari fase-fase yang berbeda, meskipun terdapat perbedaan besar yang muncul pada area konten dan subjek.
Pendekatan Pengetahuan Samsung Institute of Advanced Technology:
--Desain Six Sigma
Membangun metodologi Six Sigma, SAIT mendefinisikan 5 fase kunci dari perencanaan hingga komersialisasi dalam keseluruhan penelitian dan pengembangan. Dinamakan dengan DFSS (Design for Six Sigma), proses ini sekarang merupakan bagian dari SSP (SAIT Standard Process), dan berguna sebagai basis kolaborasi dan berbagi pengetahuan di SAIT. Selain itu, proses review formal diperlukan, sebelum projek dapat berpindah ke fase berikutnya. Dengan memanggil DR (Design Review), sekelompok peneliti di dalam bidang terkait untuk mendiskusikan apakah hasil penelitian tersebut berguna di dalam pandangan inter disipliner dan memastikan bahwa perkembangan projek konsisten dengan roadmap teknologi. Pengembangan di SAIT dalam kolaborasi dengan perusahaan afiliasi Samsung, roadmap teknologi menerjemahkan pasar dan kebutuhan pelanggan di dalam kebutuhan teknologi.
DR dalam hal ini, memfasilitasi integrasi pengetahuan interdisipliner, membentuk basis penting untuk fusi dan sinergi di seluruh batasan teknologi. Hal ini mengindikasikan bahwa SAIT telah mendirikan pengetahuan yang sebenarnya yang memampukan proses penelitian dan pengembangan, dimana seluruh aktifitas penelitian dan pengembangan telah dipertimbangkan sebagai manajemen pengetahuan.
--Pertemuan Staff “Knowledge Intensive”
Tidak dapat diragukan lagi bahwa proses formal seringkali tidak cukup guna memastikan kolaborasi yang efektif dan berbagi pengetahuan. Untuk menciptakan stimulasi yang kreatif, SAIT mengadopsi pertemuan staff KI (Knowledge Intensive). Pada pertemuan, tim projek diberikan kesempatan untuk menyampaikan masalah yang “tidak diketahui, tidak pasti, dan membutuhkan penemuan”. Para peneliti yang berpartisipasi dari berbagai bidang lalu melihat ke permasalahan. Diskusi yang terjadi seringkali memanas, namun hasil yang diperoleh terkait wawasan untuk untuk arahan yang mungkin untuk menciptakan penemuan-penemuan. Pertemuan KI seringkali penting di dalam perubahan perilaku diantara peneliti; mereka membentuk jaringan sosial yang luas diantara batasan-batasan teknologi yang menarik. Berbagi pengetahuan dan kolaborasi yang substantif telah dan tengah terjadi.
--Communities of Practice
SAIT memiliki CoP yang ditempatkan diantara formal proses, seperti pertemuan DFSS dan KI, dan jejaring sosial yang lebih informal. Pada mulanya merupakan kelompok studi sukarela dengan kelompok kecil peneliti SAIT, CoP SAIT mengembangkan untuk menangani aspek bisnis dan pemasaran. Sebagai contoh, CoP secara rutin mendiskusikan komersialisasi issue dan implikasi pemasaran dari teknologi baru.
Ekspansi tersebut secara alami menarik anggota afiliasi perusahaan Samsung yang lain; mereka adalah pelanggan SAIT, bahwa mereka harus menerjemahkan hasil penelitian dan pengembangan SAIT menjadi keuntungan. Selain itu, CoP SAIT memainkan peranan penting didalam kolaborasi dan berbagi pengetahuan, tidak hanya di dalam juga di seluruh bagian inisiasi KM di SAIT. CoP SAIT menjadi tuan rumah dan mengelola forum tahunan Samsung, dimana para peneliti, dan manajer bisnis dari seluruh perusahaan afiliasi Samsung hadir untuk berbagi pengetahuan dan mengeksplorasi peluang kolaborasi.
* * Diambil dari laporan Asian MAKE 2007 - Teleos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar