Selasa, April 17, 2012

Corporate Culture: Quick Win vs Value Driven

Salah satu manfaat dari ajang kompetisi budaya perusahaan adalah unit kerja satu sama lainnya akan belajar hal-hal terbaik yang diterapkan oleh unit kerja pemenang kompetisi. Masing-masing unit kerja akan saling belajar mengenai penerapan program budaya mulai yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, program yang memerlukan waktu singkat yang menghasilkan quick win, hingga program yang memerlukan waktu lama untuk proses kristalisasi budaya perusahaan (value driven).

Untuk itu, penulis ingin berbagi kisah dua Unit Kerja yang telah berhasil menerapkan budaya perusahaan,  yang terbukti menghasilkan progress/ kinerja dalam waktu singkat quick wins vs budaya perusahaan yang digerakkan oleh nilai (value driven) dalam dua paparan di bawah ini:



Unit Kerja 1:
Unit Health, Safety & Environment merupakan unit kerja yang mengemban tugas memastikan tersedianya kebijakan quality  & safety plan korporat serta pelaksanaan Safety Management System sesuai dengan standard dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Di balik rutinitas Unit Health, Safety & Environment yang padat, tersebutlah sebuah café sebagai tempat berkumpul para awak. Café ini merupakan tempat knowledge sharing informal dilakukan, sehingga berbagai ide, inisiasi dan inovasi pun lahir. Manajemen unit kerja kemudian dengan cermat mempersiapkan program budaya dengan cara mengidentifikasi perilaku mana saja yang harus dimulai, dilanjutkan dan dihentikan sesuai dengan nilai budaya perusahaan. Kemudian orientasi “Corporate Culture” dilakukan dengan untuk memastikan pemahaman nilai budaya perusahaan. 

Seiring dengan bertambahnya karyawan, unit kerja ini pun menjalankan program training yang melibatkan para trainer Unit Health, Safety & Environment. Orientasi yang berdurasi lebih dari 100 jam ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi karyawan baru, namun sebagai ajang bagi karyawan lama mendapatkan refreshment.

Untuk membangun kebersamaan, morning briefing dilakukan setiap pagi di Café  untuk mendiskusikan berbagai hal. Kebiasaan dalam lingkup unit kerja  selama lebih dari 5  tahun ini  dijalankan jajaran pimpinan dan anak berinteraksi dalam satu lokasi-tanpa rasa sungkan. Kemudian acara gathering tahunan sebagai acara yang ditunggu-tunggu, dimana coaching & counseling diikuti oleh sesi feedback oleh seluruh jajaran. Sesi feedback ini pun membangun keterbukaan, dimana atasan/ karyawan senior dapat dikritik oleh bawahan/ karyawan junior.

Untuk memastikan aspek safety dan safety culture di segala lini, Unit Health, Safety & Environment secara konsisten menerapkan Safety Management System (SMS). Sosialisasi SMS ditargetkan hingga karyawan back office - yang dalam kegiatan sehari-hari sama sekali tidak berhubungan dengan operasional safety melalui e-learning SMS. Kemudian secara berkala unit kerja ini menerbitkan publikasi mengenai safety.

Prestasi Unit Health, Safety & Environment dalam menekan tingkat insiden sebesar 0,37 per 1.000 event tidak langsung membuat Unit Health, Safety & Environment berbesar hati. Sejalan dengan penerapan SMS, Operational Hazard Report pun diberlakukan sebagai media komunikasi analisa risiko dan identifikasi untuk mengurangi insiden atau mencegah kecelakaan. Dampak yang dirasakan unit kerja ini adalah adanya trend peningkatan laporan dari waktu ke waktu dan menurunnya premi ansuransi meskipun terjadi pertambahan armada.

Ibarat sebuah perjalanan panjang, langkah demi langkah kerja keras dan kesungguhan Unit Health, Safety & Environment dalam memastikan safety culture merupakan sumbangsih intagible-non monetary yang tak ternilai bagi Perusahaan.
  

Unit Kerja 2:
Yel-yel Unit Sales Region diteriakkan untuk menyemangati para peserta morning briefing, setelah pembacaan nilai-nilai Budaya Perusahaan, dan Mars Perusahaan dinyanyikan. Dan tak lama kemudian, masing-masing perwakilan  menyampaikan update mingguan. Diskusi dan arahan selama 1 jam berlangsung sangat interaktif, di sela-sela pemaparan progress mingguan, pimpinan tak lupa memberikan saran/ masukan dan memompa semangat jajarannya agar bekerja menjadi lebih baik dari hari ini.

Berbekal tekad untuk melakukan efisiensi di segala lini, Unit Sales Region menjalankan program budaya  “Move Forward”, dimana unit kerja ini berpindah kantor secara swadaya dan sekaligus mengadakan grand launching yang dihadiri oleh para pejabat teras. Kesuksesan acara yang diadakan tanpa bantuan Event Organizer (EO) merupakan hasil kerja keras dan tangan dingin jajaran pimpinan, Change Agent, dan karyawan.

Kondisi kantor Unit Kerja sebelum program budaya “Move Forward” diakui karyawan sangat menyedihkan. Letak yang kantor kurang strategis, harga sewa relatif yang mahal, lahan parkir terbatas, dan sempitnya ruang tunggu menyebabkan ketidaknyamanan pelanggan, sehingga suasana kerja dan pelayanan menjadi kurang kondusif. Kondisi ini pula yang akhirnya mempengaruhi pendapatan Unit Kerja ini.
Kantor yang tersebar di lokasi berjauhan menyebabkan karyawan tidak saling kenal. Hal ini berakibat komunikasi yang kurang efektif yang pada akhirnya menyebabkan pola kerja yang “silo”. Kondisi ini kemudian dijembatani pimpinan dengan morning briefing mingguan. Kemudian melalui musyawarah yang melibatkan seluruh karyawan, diputuskan agar lokasi kantor dipindah, namun tanpa bantuan pihak luar.

Pimpinan menyatakan telah menerapkan hal-hal baik di unit kerja sebelumnya untuk diterapkan di Unit Kerja ini. Meskipun pada awalnya mengumpulkan karyawan tidak mudah, pimpinan diyakinkan bahwa  morning briefing terbukti menjembatani “silo mentality” tsb.  Sehingga jajaran telah saling memahami pekerjaan unit lain.

Atribut nilai-nilai budaya perusahaan ditempatkan di setiap sudut, bahkan pigura cermin pun dihiasi standar berpakaian karyawan. Menandai HUT Perusahaan ditandai dengan pemakaian pin “Care & Responsive” yang dijadikan reminder agar karyawan senantiasa peduli dan tanggap dengan lingkungan sekitarnya. 

Program yang awalnya bertujuan untuk menekan efisiensi dan meningkatkan sales, ternyata telah dijiwai hingga ke perilaku sehari-hari karyawan dalam tempo kurang dari bilangan tahun. Kemandirian Unit Kerja yang menggerakkan, menginspirasi, bahkan mempersatukan seluruh unit kerja binaan patutlah menjadi pembelajaran bagi tercapainya misi Unit Kerja ini.