Rabu, Desember 17, 2008

Setelah Dia Pergi

Pada tulisan di blog ini tertanggal 24 juni 2008, Robby Djohan suatu Studi Kasus Karakteristik Kepemimpinan, penulis berkesempatan untuk mengunjungi dan merasakan aura "legacy kepemimpinan" yang telah beliau tinggalkan. Perjalanan "town to town commuter" yang cukup jauh tidak penulis rasakan selama berhari-hari karena inilah kesempatan yang tidak akan penulis sia-siakan untuk me-review legacy tersebut.

Penulis berkeliling melihat sudut-sudut ruang dan memvisualisasikan legacy yang ditinggalkan beliau. Memang, penulis berkesempatan mendapatkan seminar management satu hari bersama beliau pada saat S1 dulu, lalu ketika S2 penulis kembali berkesempatan mendapatkan perkuliahan umum "Turn Around Management" dari beliau. Dan saat ini, suatu kebetulan bagi penulis untuk meninjau secara langsung...

Sederet pertanyaan yang penulis lontarkan pada peserta workshop di berbagai kesempatan yang ada, tentang bagaimana keadaan perusahaan pada saat beliau memimpin; apakah benar beliau memindahkan kantornya untuk memantau kondisi lapangan; apa yang dirasakan jajaran perusahaan ketika beliau "mengamankan" serikat pekerja hingga issue industrial lain yang terjadi di perusahaan; kontribusi HR apa yang berkesan di era kepemimpinan beliau; dan apa yang telah berubah setelah beliau pergi?

Legacy yang tertinggal adalah SDM unggul yang telah terseleksi dan telah teruji di lapangan. Namun yang masih menjadi PR adalah sistem yang masih tertinggal dan munculnya penyakit silo dan masalah kepemimpinan yang kembali bermunculan bak jamur setelah hujan. Seperti bangsa yang ditinggal segera setelah kepergian Sang Nabi, lalu mereka kembali kepada Agama nenek moyang yang semula dianut.

Legacy itu tetap ada, regenerasi kepemimpinan telah beliau gulirkan dengan sukses. Hanya saja masih memerlukan effort yang monumental guna membangunkan naga yang tengah tertidur ini! Penulis berharap agar legacy yang masih ada saat ini mampu memanfaatkan momen baik yang tengah berjalan saat ini.

Tidak ada komentar: