Senin, Juni 18, 2012

Catatan Tentang Novel Sepatu Dahlan

Adakah suri tauladan yang dapat dicontoh di tengah-tengah centang perenangnya kehidupan berbangsa saat ini? Sebuah novel yang mengisahkan perjalanan hidup seorang anak muda yang dibesarkan dengan segala kekurangan; hidup dalam kehidupan dimana kelaparan, ketiadaan sandang menjadi kawan karib, dimana penyakit dan kematian keluarga/ handai taulan mendera keluarga ini. Di balik setiap lembar kisah yang menyentuh & menyayat hati, anak muda ini bagaikan bunga matahari yang tetap optimis & tegar menatap masa depannya. 

Betapa keras cita-cita dan usahanya untuk keluar dari rengkuhan kemiskinan, dengan melecut dirinya untuk senantiasa berprestasi tinggi, aktif dalam kegiatan eskul (olah raga, Perkumpulan Siswa, dst), dan bekerja sedemikian kerasnya membantu orang tua menggembala ternak dan sesekali menjadi kuli. Dengan dukungan dan kasih sayang kedua orangtua yang tak kenal lelah mengupayakan yang terbaik bagi anak-anaknya, jerih payah anak muda yang penuh semangat ini membuahkan hasil. Prestasi demi prestasi berhasil diraihnya sebagai siswa teladan, olahragawan berbakat dan pelatih olah raga voli di kampungnya. Meskipun ia tidak memiliki apa-apa, ia dicintai dan disegani teman-temannya.

Rupanya, kerasnya hidup tidaklah menyebabkan ia lupa dengan masa lalunya. Ia tetap dikenal sebagai sosok yang sederhana, apa adanya, bekerja keras dengan tulus ikhlas dan tentunya dicintai teman-temannya. Setiap inisiatif yang ia dijalankan saat ini mengingatkan penulis akan keahliannya dalam "mengatur strategi permainan voli" di kampungnya. Dan sangat terasa di dalam tulisan-tulisannya dalam membenahi BUMN bermasalah.
 
Membaca kisah ini menyebabkan penulis dapat memahami mengapa ia begitu dekat dengan orang kecil; menyelami, mengalami kehidupan wong cilik- meskipun beliau berada di tengah-tengah kesibukan sebagai pimpinan yang mengatur perusahaan BUMN se-Indonesia.

Membaca kisah ini membuat penulis bangga, dengan semangat tanpa henti, terobosan-terobosan yang beliau lakukan sungguh memberikan energi, harapan bahwa bangsa ini tengah berbenah untuk memacu ketertinggalan, keterbelakangan dan keterkungkungan... bahwa Hei... kita dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya!  


Wawancara dengan Kick Andy:


Tidak ada komentar: