Lama tidak mendengar kabar dari teman lama, penulispun terlibat percakapan yang menjadi inspirasi artikel kali ini. Seorang teman lama pindah kerja (alasan: tidak mendapatkan akses internet dan merasa hidupnya seperti berada di wilayah terpencil); dan seorang lagi berada dalam kondisi "lucu-lucunya": diburu banyak head hunter (s).
Pembaca sekalian, perkembangan teknologi informasi secara global telah banyak sekali memberikan kemudahan. Didukung infrastruktur (jaringan internet) yang memadai, teknologi ini mampu menghubungkan orang maupun mesin dari berbagai belahan dunia, memudahkan para penggunanya untuk berbagi maupun memperoleh pengetahuan, bahkan dapat menciptakan bisnis.
Namun dampak dari kemudahan yang dijanjikan dan didengung-dengungkan selama ini tidaklah dimanfaatkan secara maksimal, bahkan dirasakan secara merata oleh para pengguna internet. Mengapa? Karena hal ini tidak diimbangi dengan pengembangan soft skill pengguna internet, seperti: (1) e-learning, (2) browsing/ surfing , mencari links yang bermanfaat bagi peningkatan kompetensi (baca: aktualisasi diri), hingga (3) mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan bisnis, bakat-bakat tersembunyi dan bahkan menimba ilmu pengetahuan baru secara mandiri maupun berkelompok.
(1) E-learning merupakan metode belajar virtual, dilakukan baik secara formal maupun informal, meningkatkan kekayaan "intangible asset" perorangan dan bahkan perusahaan. E-learning membutuhkan kedisiplinan, karena yang menentukan apakah bermanfaat atau tidaknya e-learning tersebut berpulang pada para pengguna internet.
(2) Menumbuhkan kebiasaan browsing/ surfing links secara teratur, terstruktur, dan memiliki tujuan tertentu (seperti pengembangan karir, pengembangan bisnis, pengembangan minat dan kompetensi anak2, dst) akan sangat bermanfaat bagi pengguna internet dalam jangka panjang. Seringkali bahasa, minat dan ketekunan menjadi keterbatasan pengguna karena karakteristik pengguna internet yang hanya ingin "informasi", "sensasi", dst, bukan pengetahuan. Sehingga seringkali pengguna terjebak dalam kegiatan memiliki dampak pada jangka pendek yang tentunya menguras waktu dan energi, namun untuk manfaat yang "sesaat". Bandingkan jika pemanfaatan sumberdaya tersebut untuk membentuk kebiasaan "meningkatkan nilai tambah" Modal Intelektual.
(3) Membentuk kebiasaan untuk mengkesplorasi batas-batas pengetahuan pengguna internet. Percayalah, merentangkan dan menambah wawasan membuat hidup semakin kaya dan berarti. Hal ini memungkinkan berkembangnya minat-minat baru, menumbuhkan bakat-bakat yang tidak disadari ada, dan mendapatkan rekanan/ teman-teman baru yang sama-sama memiliki minat dan sebagai tempat berbagi pengetahuan.
Peningkatan Modal Intelektual tidak akan terjadi tanpa adanya disiplin, kemandirian dan kemauan untuk mendapatkan hasil akhir (tujuan/ target) yang diinginkan. Peningkatan Modal Intelektual hendaknya didukung oleh skill, seperti: (1) pintar memilah mana yang informasi dan mana yang pengetahuan; (2) menciptakan rutinitas bagi pengembangan soft skill (mana yang memiliki bermanfaat jangka panjang dan mana yang memiliki manfaat jangka pendek; dan mana yang bernilai dan mana yang tidak).
Akhir kata, sudahkah Anda meningkatkan nilai tambah Modal Intelektual hari ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar