Akhir-akhir ini demam sepak bola Piala Dunia 2010 melanda. Semua mata kini tertuju ke Afrika Selatan, tuan rumah kali ini. Bagi pembaca yang bukan penggila dan penikmat bola: tidak ada salahnya memperhatikan bagaimana sepak terjang 32 negara yang terbagi ke dalam 8 grup ini. Berbagai kejutan pada minggu-minggu terakhir ini terjadi, mulai dari tersingkirnya juara-juara dunia; tim "underdog" yang mengalahkan tim "raksasa"; krisis kepercayaan pemain-pelatih; dan berbagai kejadian menarik lainnya. Dan tentunya bagi penulis, mengaitkan sepak bola dengan pengembangan organisasi menjadi sangat menarik untuk dibahas.
Globalisasi dunia sepak bola memungkinkan para pemain memiliki pengalaman berlatih dan jam terbang pertandingan internasional yang merata, demikian juga dengan pelatih yang bereputasi baik. Mereka memiliki mobilitas yang sangat dinamis, sehingga materi pemain dan pelatih bukan lagi menjadi issue penting dan dominasi negara-negara tertentu. Hasilnya pun dapat kita saksikan dengan berbagai pertandingan seru, penuh kejutan dan tidak lagi melulu dimenangkan juara bertahan dunia.
Disadari, bola itu bundar: kemenangan dan kekalahan tak lagi bisa diprediksi, meskipun telah ada kecanggihan "statistik bola" dan informasi sepakbola yang "sangat transparan". Di sepanjang pertandingan kita saksikan sukses tidaknya suatu tim nasional ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah: kualitas pemain (fisik/psikis), kaderisasi pemain dalam tim nasional, kepemimpinan pelatih, strategi yang digunakan, dan tentunya faktor keberuntungan.
Insiden pelatih-pemain mewarnai salah satu tim. Moralitas pemain menurun seiring dengan diusirnya seorang pemain yang merupakan andalan tim. Tiadanya dukungan akhirnya melemahkan tim dan kekalahan diprediksi akan mendera tim ini. Sebaliknya ada tim yang tidak diduga lolos saringan klasemen, dikarenakan begitu harmonisnya hubungan sang pelatih dan tim.
Demikian juga dengan kaderisasi pemain, tim-tim nasional yang menurunkan pemain-pemain muda yang relatif segar dan sehat melawan tim-tim nasional yang penuh dengan pemain tua yang lelah dan cedera. Pertandingan menjadi semakin seru karena agresifitas pemain yang sangat bersemangat mengatasi lawan-lawannya dan motivasi untuk menang!
Strategi permainan seperti: komposisi pemain, taktik bertahan/ menyerang, kecepatan, penguasaan bola, pergantian pemain, dst. akan memastikan solidnya ritme permainan yang tujuan akhirnya adalah kemenangan. Kepemimpinan pelatih dan kerjasama pemain di lapangan di dalam menerjemahkan strategi yang dimaksud pelatih menjadi sangat menentukan. Sehingga tidak jarang pasca pertandingan, baik pelatih atau pemain secara sportif akan saling memuji atau bahkan bertanggungjawab atas hasil pertandingan tim: menang atau kalah.
OD Exercise di Perusahaan Anda
Jika pembelajaran ini dipraktikkan di dalam organisasi anda, tentunya berbagai manfaat besar akan diperoleh, misalnya:
* efektifitas penggunaan "statistik bola" di dalam perusahaan anda, yakni: sesi "Performance Management" secara periodik. Atasan anda secara rinci mencatatkan prestasi anda dan memastikan anda senantiasa meningkatkan performa anda.
* Strategi perusahaan yang tidak hanya merupakan "benda abstrak" yang berada di atas kertas namun dapat dieksekusi dalam bentuk gol-gol/ pencapaian yang indah namun realistis.
* Kepelatihan/ kepemimpinan kuat yang mampu menginspirasikan moral jajarannya untuk mengusahakan yang terbaik, sehingga jajaran merupakan pemain-pemain yang "bermain untuk menang".
* Sportifitas permainan berupa etika yang dijunjung tinggi para "pemain" berupa Good Governance, yang memastikan pengawasan organ perusahaan berikut jajarannya. Sehingga pelanggaran peraturan, penyalahgunaan kewenangan, dst dapat diatasi.
Bagaimana dengan organisasi anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar