Pesatnya perkembangan citizen journalism yang penulis ikuti secara harian dan kini menjadi "ritual wajib" bahwa "news maker" bukan hanya dari media namun dapat berasal dari individu atau perorangan.
Ide orisinil citizen journalism menjadikan WNI perantauan, WNI yang beralih menjadi WNA, dan WNI yang berada di dalam teritori Indonesia berbaur menyampaikan pengalaman, pendapat, aspirasi, saran dan keluhan/ masukan yang menggugah bagi kemajuan bangsa. Bagaikan suatu melting pot, pembaca diajak untuk mempelajari budaya di luar negeri (perayaan, karakter bangsa, dst); bagaimana si penulis (kontributor) mengadaptasi budaya tersebut di dalam kesehariannya; memupuk rasa toleransi terhadap issue yang mengandung SARA; menyeberangi batas-batas teritori dan menjadi bagian dari warga dunia; hingga menelusuri minat, dan karakter masing-masing kontributor.
Dan tanpa terasa, bertahun-tahun sudah penulis mengikuti koki (kolom kita); global community nusantara (baltyra) sebagai silent reader, dan memiliki beberapa kontributor favorit.
Hidupnya citizen journalism serta jejaring pertemanan sosial, menggagas bahwa kita tidak lagi tergantung pada media, bahwa setiap orang dapat membuat berita, menyuarakan pendapat pribadi, hingga mengungkapkan fakta-fakta langsung dari tempat kejadian.
Sehingga membaca artikel yang langsung diceritakan oleh world citizen hendaknya semakin memperkaya khazanah pengetahuan serta karakter bangsa kita. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar