Selasa, November 04, 2008

MARI BUNG REBUT KEMBALI!

Kemarahan, kegusaran, kesedihan dan ketidakberdayaan dapat Penulis rasakan bak pasukan yang baru kalah perang. Bagaimana tidak, seseorang telah gagal dalam mempertahankan ”intelectual property” yang sebenarnya berhak ia sandang.

Ini cerita yang tidak aneh bagi seorang asisten peneliti dimana sebetulnya ialah penemu terobosan baru; atau seorang co-author/ ghost writer bidang penulisan dimana sebetulnya ialah penggagas ide dan bahkan kontributor utama; atau seorang karyawan biasa yang sebetulnya mencetuskan ide terpopuler dalam perusahaan; dan masih banyak lagi orang-orang yang mengalami nasib menjadi ”orang kedua” penentu kesuksesan ”pemain utama”.

Inilah kisah nyata seorang teman baik saya versus oknum manajemen, dimana ia secara ”de facto” adalah kontributor utama artikel yang dimuat di sebuah koran terkemuka Indonesia. Namun begitu kumpulan artikel tersebut dicetak menjadi sebuah buku, ia tidak menerima se-sen pun royalti penjualan buku, ucapan terimakasih, dan bahkan ia masih bekerja dan tetap setia mendampingi sang oknum. Ini adalah kejahatan besar, penindasan dan perampasan hak ”intelectual property”, pemusnahan kreatifitas dan kontribusi suatu generasi, bahkan pengingkaran seseorang yang sebetulnya layak mendapat bintang!

Kasus diatas merupakan contra productive bagi perusahaan yang mengaku telah menjalankan knowledge management. Sang penulis pemula memang belum lagi punya nama, namun setidaknya sebentuk pengakuan akan menghadirkan penulis ternama, tanpa mempermalukan sang oknum yang berpikiran jangka pendek tersebut. Dan ingat lah: semakin dalam ilmu digali, ia tidak akan pernah kering, bahkan akan semakin berlimpah.


Penulis hanya bisa berseru, ”Mari, Bung, rebut kembali hak ’intelectual property’ para generasi muda!”.

Tidak ada komentar: