Rabu, Desember 29, 2010
Kamis, Desember 23, 2010
Sebuah Resolusi di Akhir Tahun
Rasanya tahun 2010 berakhir dengan cepat, dan tahun 2011 mulai menemukan titik terangnya. Beberapa pekerjaan rumah dan target personal lain yang ingin diselesaikan hingga berakhirnya tahun 2011 seperti: memantapkan skill tulis menulis dengan merangkum makalah/ manuskrip/ pengetahuan yang akan dibukukan... mengerjakan "projek prestisius dan ambisius" di bulan-bulan mendatang... berdamai dengan diri sendiri... menjadi manusia yang lebih baik (fungsional)... dan menjadi ahli ibadah yang konsisten...
Sebuah resolusi yang tidak mudah dijalankan, namun akan menyenangkan sekaligus memberi nilai tambah bilamana di akhir tahun 2011 kerja keras ini membuahkan hasil. Semoga!
Sebuah resolusi yang tidak mudah dijalankan, namun akan menyenangkan sekaligus memberi nilai tambah bilamana di akhir tahun 2011 kerja keras ini membuahkan hasil. Semoga!
Kamis, Desember 02, 2010
Wikileaks: Ketika Whistle Blower berada di Tangan Hacker
"WikiLeaks is the first global Samizdat movement. The truth will surface even in the face of total annihilation”
www.Wikileaks.org
Menghangatnya gerakan Wikileaks, situs yang tidak memiliki hubungan dengan Wikipedia, benar-benar menyita perhatian dunia. Aktifitas Wikileaks yang membeberkan berbagai dokumen rahasia Negara ini kemudian dikecam oleh politisi, media dan lembaga-lembaga pemerintahan yang berkepentingan.
Sebagai organisasi yang mengklaim sebagai “gerakan global samidzat*” pertama, Wikileaks dianggap membahayakan pasukan asing yang sedang bertugas di timur tengah, menghancurkan kredibilitas negara AS dan sekutu-sekutunya, hingga membatasi gerak diplomatik antar negara.
Dan saat penulisan blog ini, salah satu pendiri Wikileaks pun tengah diburu interpol untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
The Global Samidzat*
Sebetulnya apa visi dan misi Wikileaks membocorkan dokumen rahasia negara? Apa manfaatnya bagi publik? Dan tatanan seperti apa yang diinginkan Wikileaks bagi dunia jurnalisme?
Misi didirikannya Wikileaks adalah untuk memberikan berita dan informasi kepada publik. Prinsip yang mendasari kegiatan Wikileaks adalah kebebasan berbicara dan media penerbitan, memperbaiki sejarah, dan mendukung hak-hak manusia menciptakan/ mencetak sejarah baru, sebagaimana termaktub dalam deklarasi HAM pasal 19.
Wikileaks telah mengungkap setidaknya tentang (1) perang, pembunuhan, tindak penahanan; (2) pemerintahan, perdagangan dan transparansi korporasi;(3) tekanan terhadap kebebasan berbicara dan pers bebas; (4) diplomasi, mata-mata dan konter-intelijen;(5) ekologi, iklim, alam, dan ilmu pengetahuan; korupsi, keuangan, pajak dan perdagangan;(6) proses sensor teknologi dan filtrasi internet; (7) perkumpulan dan organisasi keagamaan lainnya; dan (8) tindak kejahatan, kekerasan, pengrusakan.
Melalui aktifitasnya, situs Wikileaks menginginkan adanya “good governance” yang terbangun melalui “kekuatan jurnalisme”.
Sesuai dengan judul artikel di atas, Wikileaks berani membuka aib AS dan para negara sekutu dalam menyerang Irak dan Afganistan, berikut tindakan-tindakan represif yang mereka lakukan. Belum lagi pengungkapan dokumen di bidang-bidang lain.
Refleksi Wikileaks Vs. GCG
Sesuai dengan 4 prinsip utama GCG, yakni: Transparansi, Akuntabilitas, Tanggungjawab, Independensi, dan Kewajaran, sesungguhnya tidak ada yang salah dengan Wikileaks. Organisasi ini dengan teguh menyandang prinsip tersebut. Namun dari praktik GCG saat ini, aktifitas Wikileaks merusak tatanan GCG yang berjalan saat ini. Wikileaks seolah-olah merupakan kekuatan dari luar yang berusaha mengungkapkan “kebenaran” dibalik kebenaran yang kita yakini saat ini melalui publikasi dokumen yang disajikan situs Wikileaks. Sehingga keberanian Wikileaks di dalam mengungkapkan informasi dari sisi “GCG yang dipahami Wikileaks” sangatlah berisiko besar, baik bagi negara-negara dimana data-data tsb berasal, maupun keselamatan pendiri dan aktifis Wikileaks.
Dibalik kontroversi Wikileaks, terdapat lesson learned, trend, new wave yang penulis dapatkan hari ini, yakni:
1. Whistle Blower sesungguhnya tidak lagi menggenal batas-batas geografis.
2. Fungsi check and balance kini menemukan babak baru, tidak hanya di tangan lembaga/ institusi sebagaimana yang diatur perundang-undangan suatu negara, namun berada di tangan sekelompok hacker.
3. Kaidah jurnalistik semakin dipahami sebagai jurnalistik "tanpa sensor", riil, tanpa mengenal apakah informasi tsb memiliki klasifikasi dokumen (rahasia/ publik), merupakan data primer.
4. Good governance negara-negara semakin dituntut untuk berlaku transparan, adil, dan bertanggung jawab sebagai akibat adanya tekanan gerakan ini.
=========
*Samidzat: istilah yang berasal dari bahasa Rusia. Merupakan gerakan jurnalistik/ publikasi bawah tanah yang menyuarakan aspirasi rakyat. Dokumen rahasia dibuat/ disalin/ diperbanyak secara perorangan, dibaca dari tangan ke tangan. Begitu rahasianya dokumen tersebut diperlakukan, karena jika tertangkap polisi rahasia, hukumannya sangat berat.
Lebih lengkap, simak:
* Definisi Samidzat di Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Samizdat
* Situs Wikileaks: http://wikileaks.org/
* Tentang Wikileaks: http://wikileaks.org/about.html
* "Bocoran" Wikileaks: http://cablegate.wikileaks.org/
www.Wikileaks.org
Menghangatnya gerakan Wikileaks, situs yang tidak memiliki hubungan dengan Wikipedia, benar-benar menyita perhatian dunia. Aktifitas Wikileaks yang membeberkan berbagai dokumen rahasia Negara ini kemudian dikecam oleh politisi, media dan lembaga-lembaga pemerintahan yang berkepentingan.
Sebagai organisasi yang mengklaim sebagai “gerakan global samidzat*” pertama, Wikileaks dianggap membahayakan pasukan asing yang sedang bertugas di timur tengah, menghancurkan kredibilitas negara AS dan sekutu-sekutunya, hingga membatasi gerak diplomatik antar negara.
Dan saat penulisan blog ini, salah satu pendiri Wikileaks pun tengah diburu interpol untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
The Global Samidzat*
Sebetulnya apa visi dan misi Wikileaks membocorkan dokumen rahasia negara? Apa manfaatnya bagi publik? Dan tatanan seperti apa yang diinginkan Wikileaks bagi dunia jurnalisme?
Misi didirikannya Wikileaks adalah untuk memberikan berita dan informasi kepada publik. Prinsip yang mendasari kegiatan Wikileaks adalah kebebasan berbicara dan media penerbitan, memperbaiki sejarah, dan mendukung hak-hak manusia menciptakan/ mencetak sejarah baru, sebagaimana termaktub dalam deklarasi HAM pasal 19.
Wikileaks telah mengungkap setidaknya tentang (1) perang, pembunuhan, tindak penahanan; (2) pemerintahan, perdagangan dan transparansi korporasi;(3) tekanan terhadap kebebasan berbicara dan pers bebas; (4) diplomasi, mata-mata dan konter-intelijen;(5) ekologi, iklim, alam, dan ilmu pengetahuan; korupsi, keuangan, pajak dan perdagangan;(6) proses sensor teknologi dan filtrasi internet; (7) perkumpulan dan organisasi keagamaan lainnya; dan (8) tindak kejahatan, kekerasan, pengrusakan.
Melalui aktifitasnya, situs Wikileaks menginginkan adanya “good governance” yang terbangun melalui “kekuatan jurnalisme”.
Sesuai dengan judul artikel di atas, Wikileaks berani membuka aib AS dan para negara sekutu dalam menyerang Irak dan Afganistan, berikut tindakan-tindakan represif yang mereka lakukan. Belum lagi pengungkapan dokumen di bidang-bidang lain.
Refleksi Wikileaks Vs. GCG
Sesuai dengan 4 prinsip utama GCG, yakni: Transparansi, Akuntabilitas, Tanggungjawab, Independensi, dan Kewajaran, sesungguhnya tidak ada yang salah dengan Wikileaks. Organisasi ini dengan teguh menyandang prinsip tersebut. Namun dari praktik GCG saat ini, aktifitas Wikileaks merusak tatanan GCG yang berjalan saat ini. Wikileaks seolah-olah merupakan kekuatan dari luar yang berusaha mengungkapkan “kebenaran” dibalik kebenaran yang kita yakini saat ini melalui publikasi dokumen yang disajikan situs Wikileaks. Sehingga keberanian Wikileaks di dalam mengungkapkan informasi dari sisi “GCG yang dipahami Wikileaks” sangatlah berisiko besar, baik bagi negara-negara dimana data-data tsb berasal, maupun keselamatan pendiri dan aktifis Wikileaks.
Dibalik kontroversi Wikileaks, terdapat lesson learned, trend, new wave yang penulis dapatkan hari ini, yakni:
1. Whistle Blower sesungguhnya tidak lagi menggenal batas-batas geografis.
2. Fungsi check and balance kini menemukan babak baru, tidak hanya di tangan lembaga/ institusi sebagaimana yang diatur perundang-undangan suatu negara, namun berada di tangan sekelompok hacker.
3. Kaidah jurnalistik semakin dipahami sebagai jurnalistik "tanpa sensor", riil, tanpa mengenal apakah informasi tsb memiliki klasifikasi dokumen (rahasia/ publik), merupakan data primer.
4. Good governance negara-negara semakin dituntut untuk berlaku transparan, adil, dan bertanggung jawab sebagai akibat adanya tekanan gerakan ini.
=========
*Samidzat: istilah yang berasal dari bahasa Rusia. Merupakan gerakan jurnalistik/ publikasi bawah tanah yang menyuarakan aspirasi rakyat. Dokumen rahasia dibuat/ disalin/ diperbanyak secara perorangan, dibaca dari tangan ke tangan. Begitu rahasianya dokumen tersebut diperlakukan, karena jika tertangkap polisi rahasia, hukumannya sangat berat.
Lebih lengkap, simak:
* Definisi Samidzat di Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Samizdat
* Situs Wikileaks: http://wikileaks.org/
* Tentang Wikileaks: http://wikileaks.org/about.html
* "Bocoran" Wikileaks: http://cablegate.wikileaks.org/
Dinamika Citizen Journalism
Pesatnya perkembangan citizen journalism yang penulis ikuti secara harian dan kini menjadi "ritual wajib" bahwa "news maker" bukan hanya dari media namun dapat berasal dari individu atau perorangan.
Ide orisinil citizen journalism menjadikan WNI perantauan, WNI yang beralih menjadi WNA, dan WNI yang berada di dalam teritori Indonesia berbaur menyampaikan pengalaman, pendapat, aspirasi, saran dan keluhan/ masukan yang menggugah bagi kemajuan bangsa. Bagaikan suatu melting pot, pembaca diajak untuk mempelajari budaya di luar negeri (perayaan, karakter bangsa, dst); bagaimana si penulis (kontributor) mengadaptasi budaya tersebut di dalam kesehariannya; memupuk rasa toleransi terhadap issue yang mengandung SARA; menyeberangi batas-batas teritori dan menjadi bagian dari warga dunia; hingga menelusuri minat, dan karakter masing-masing kontributor.
Dan tanpa terasa, bertahun-tahun sudah penulis mengikuti koki (kolom kita); global community nusantara (baltyra) sebagai silent reader, dan memiliki beberapa kontributor favorit.
Hidupnya citizen journalism serta jejaring pertemanan sosial, menggagas bahwa kita tidak lagi tergantung pada media, bahwa setiap orang dapat membuat berita, menyuarakan pendapat pribadi, hingga mengungkapkan fakta-fakta langsung dari tempat kejadian.
Sehingga membaca artikel yang langsung diceritakan oleh world citizen hendaknya semakin memperkaya khazanah pengetahuan serta karakter bangsa kita. Semoga!
Ide orisinil citizen journalism menjadikan WNI perantauan, WNI yang beralih menjadi WNA, dan WNI yang berada di dalam teritori Indonesia berbaur menyampaikan pengalaman, pendapat, aspirasi, saran dan keluhan/ masukan yang menggugah bagi kemajuan bangsa. Bagaikan suatu melting pot, pembaca diajak untuk mempelajari budaya di luar negeri (perayaan, karakter bangsa, dst); bagaimana si penulis (kontributor) mengadaptasi budaya tersebut di dalam kesehariannya; memupuk rasa toleransi terhadap issue yang mengandung SARA; menyeberangi batas-batas teritori dan menjadi bagian dari warga dunia; hingga menelusuri minat, dan karakter masing-masing kontributor.
Dan tanpa terasa, bertahun-tahun sudah penulis mengikuti koki (kolom kita); global community nusantara (baltyra) sebagai silent reader, dan memiliki beberapa kontributor favorit.
Hidupnya citizen journalism serta jejaring pertemanan sosial, menggagas bahwa kita tidak lagi tergantung pada media, bahwa setiap orang dapat membuat berita, menyuarakan pendapat pribadi, hingga mengungkapkan fakta-fakta langsung dari tempat kejadian.
Sehingga membaca artikel yang langsung diceritakan oleh world citizen hendaknya semakin memperkaya khazanah pengetahuan serta karakter bangsa kita. Semoga!
Langganan:
Postingan (Atom)