
Kemajuan teknologi informasi memungkinkan setiap orang untuk dapat menuliskan, membagikan, serta merekam informasi dan bahkan membagikannya ke dalam situs jejaring sosial. Dari perspektif Knowledge Management, ini adalah suatu keuntungan bagi perusahaan guna meningkatkan awareness konsumen terhadap produk/jasa/solusi perusahaan; menciptakan kolaborasi dengan external structure; dan bahkan menjadi suatu media untuk mentransfer tacit knowledge menjadi explicit knowledge dari waktu ke waktu. Selanjutnya, kehandalan web 2.0 memungkinkan setiap orang dapat mengekspresikan sekaligus melebur produk/jasa/solusi perusahaan tersebut ke berbagai media (tulisan, gambar, rekaman) dan membagikannya secara cuma-cuma ke jejaring sosial dan mendapatkan feedback secara realtime.
Salah satu media yang mencetuskan "citizen journalism" adalah: Blog. Dimana per definisi, blog adalah jurnal harian online yang berisikan informasi/ data/ pengetahuan yang senantiasa di update secara periodik.
Hambatan & Tantangan
Namun apa jadinya jika ternyata kemajuan web 2.0 ini dianggap sebagai "bahaya" bagi sebagian perusahaan, dimana "kebijakan keterbukaan dan kerahasiaan informasi" perusahaan masih merupakan sesuatu yang grey? Dan apa jadinya jika karyawan memiliki blog yang sekaligus berfungsi sebagai media untuk meng-update dan mengekspresikan kegiatan profesional hingga mencurahkan pikiran personal yang terkait dengan pekerjaan? Sungguh beberapa perusahaan yang kurang fleksibel, pada kondisi tertentu, kegiatan ini lebih dipandang sebagai ancaman daripada sebentuk kemajuan.
Tantangan perusahaan ke depan adalah "meluaskan pengaruh" melalui penggunaan kemajuan teknologi web 2.0. Bagaimana menjalin hubungan dengan klien strategis secara virtual dan effortless dimana perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya marketing, operating dan sejenisnya yang bersifat rutin dan besar. Tantangan berikutnya adalah bagaimana ide dari pihak external ke internal senantiasa terjaga alurnya, sehingga perusahaan dapat berkolaborasi dan berkreasi menciptakan produk-produk baru.
Lompatan Intangible Asset
Untuk meningkatkan performa perusahaan agar dapat terus maju mengalahkan para pesaingnya, dibutuhkan asset intangible yang mampu me-leverage asset perusahaan secara keseluruhan. Asset yang tidak terlihat, namun dapat dirasakan dalam jangka panjang. Sehingga, kemampuan penguasaan informasi teknologi dan kemampuan penciptaan nilai dari teknologi tersebut harus menjadi kompetensi tersendiri bagi para personel. Dan jika kompetensi ini diperkuat oleh penguasaan content yang memadai, bukannya tidak mungkin dengan teknologi web 2.0 akan terjadi banyak "lompatan intangible asset". Sehingga dalam jangka panjang pandangan sempit manajemen perusahaan yang kurang fleksibel lagi buta teknologi tersebut dapat menyadari bahwa berkreasi tidak lagi mengenal "batasan media".
Lalu bagaimana dengan intangible asset organisasi anda?